Monday, March 31, 2008

Kamera Beresolusi Tinggi dan Berlayar Lebar

MELENGKAPI rangkaian kamera digital seri EXILIM, Casio Electronics meluncurkan sebuah kamera digital EXILIM Zoom EX-Z75 dengan berbagai peningkatan kemampuan dan fitur baru.

Anggota terbaru dari keluarga EXILIM ini didukung dengan resolusi sebesar 7,2 megapixel. Ditilik dari bentuk, sekilas tampilan EXILIM Zoom EX-Z75 mengingatkan pada seri pendahulunya, yakni EX-Z70. Seperti desain yang elegan dan bentuk ramping dengan dimensi 95,4 x 60,6 x 19,6 mm. Kelebihan EXILIM Zoom EXZ75 dibandingkan dengan seri terdahulunya tersebut adalah dukungan layar liquid crystal display (LCD) berukuran 2,6 inci beresolusi 114.960 pixel.

Perlu diketahui, layar pada EXILIM Zoom EX-270 hanya berukuran 2,5 inci. Selain tampilannya yang sederhana dan bergaya, kamera digital dengan bobot 122 gram ini dilengkapi resolusi sebesar 7,2 megapixel dan tiga kali pembesaran optik. EXILIM Zoom EX-Z75 ditanamkan lensa dengan panjang 38–114 mm (35 mm equiv) untuk menghasilkan foto yang berkualitas dari jarak jauh.

Sementara untuk jarak fokus, pengguna dapat menggunakan setting auto focus (AF) dengan jarak 40 cm hingga tidak terbatas, kemudian setting macrodengan jarak 10–50 cm, dan yang terakhir setting manual dengan jarak 10 cm hingga tidak terbatas. Ada tujuh pilihan resolusi untuk hasil foto,mulai dari 3.072 x 2.304 pixel hingga 640 x 480 pixel sehingga pengguna dapat menghemat kapasitas memori.

Seperti halnya kamera digital lain,EXILIM Zoom EX-Z75 juga dilengkapi dengan fitur movie clip.Untuk fitur ini,pengguna dapat memilih tiga resolusi,yakni 640 x 480 pixel,512 x 384 pixel,dan 320 x 240 pixel. Hasil dari foto dan movie clip tersebut dapat disimpan dengan format JPEG Exif v2.2,DCF,DPOF,Motion JPEG,dan AVI. Kamera digital buatan Casio ini dapat menampilkan informasi di sisi kanan layar yang terpisah dari subjek pada layar ketika merekam objek.

Tampilan informasi ini membantu pengguna mengubah setting melalui tampilan informasi ketika merekam objek. Informasi tersebut salah satunya adalah menu Easy Mode yang digunakan untuk menyederhanakan setting kamera seperti flash, self-timer, dan ukuran gambar menjadi satu kesatuan dan ditampilkan pada sisi kanan monitor.Hal tersebut bertujuan untuk membantu pengguna mengoperasikan kamera dengan lebih mudah. Untuk fitur self-timer sendiri, pengguna EXILIM Zoom EX-Z75 dapat men-set waktu 10 atau dua detik, bahkan triple (tiga kali) self-timer.

Selain itu, EXILIM Zoom EX-Z75 juga dilengkapi dengan fitur standar seperti Auto Flash, On, Off, Soft Flash, dan Red Eye Reduction. Keunggulan lain dari EXILIM Zoom EX-Z75 adalah penambahan fitur Anti-Shake digital signal processors (DSP). Fungsi fitur ini untuk mengurangi gambar kabur yang diakibatkan tangan fotografer yang bergetar atau objek yang bergerak. Kamera digital yang dikategorikan ke dalam jenis kamera compact ini baru tersedia di pasar pada Maret dengan harga ritel sekitar USD229,99. Pengguna dapat memilih EXILIM Zoom EX-Z75 dengan pilihan warna-warni cerah seperti merah muda,biru,hingga warna elegan hitam dan perak. EXILIM Zoom EX-Z75 menggunakan baterai jenis Lithium-ion yang dapat di-charge ulang. Baterai ini sudah termasuk satu paket dengan kamera digital. Selain baterai, kamera digital terbaru dari Casio ini juga dilengkapi kapasitas memori built-in sebesar 8 MB dan tambahan slot kartu memori yang kompatibel dengan berbagai jenis kartu memori, seperti SDHC, SD, MMC, dan MMC.(maya sofia)

Friday, October 26, 2007

Bagaimana Menjadi Percaya Diri

Dalam bahasa gaul harian, pede yang kita maksudkan adalah percaya diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum pede dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa mengatakan bahwa yang terakhir itu normal dalam arti dialami oleh semua manusia.

Sebenarnya apa sih yang kita maksudkan dengan istilah pede itu? Kalau melihat ke literatur ilmiahnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede ini. Di sini saya hanya ingin menyebutkan empat saja:

Self-concept
bagaimana Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.

Self-esteem
sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda

Self efficacy
sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.

Self-confidence
sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)

Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan-diri itu adalah efek dari bagaimana kita merasa (M1), meyakini (M2), dan mengetahui (M3). Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :

1.Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh

2.Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)

3.Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan

4.Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah

5.Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)

6.Canggung dalam menghadapi orang

7.Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan

8.Sering memiliki harapan yang tidak realistis

9.Terlalu perfeksionis

10.Terlalu sensitif (perasa)

Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.

Berbagai studi dan pengalaman telah menjelaskan bahwa kepercayaan diri seseorang terkait dengan dua hal yang paling mendasar dalam praktek hidup kita. Pertama, kepercayaan diri terkait dengan bagaimana seseorang memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu (prestasi atau performansi). Ini seperti dikatakan Mark Twin: “Apa yang Anda butuhkan untuk berprestasi adalah memiliki komitment yang utuh dan rasa percaya diri. “

Kedua, kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang menghambat perjuangannya. Orang yang kepercayaan dirinya bagus akan cenderung berkesimpulan bahwa dirinya “lebih besar” dari masalahnya. Sebaliknya, orang yang punya kepercayaan diri rendah akan cenderung berkesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih besar dari dirinya. Ini seperti yang diakui Mohammad Ali. “Satu-satunya yang membuat orang lari dari tantangan adalah lemahnya kepercayaan diri.”

Kesimpulan Bandura (Dr. Albert Bandura, 1994), menjelaskan bahwa self-efficacy yang bagus punya kontribusi besar terhadap motivasi seseorang. Ini mencakup antara lain: bagaimana seseorang merumukan tujuan atau target untuk dirinya, sejauh mana orang memperjuangkan target itu, sekuat apa orang itu mampu mengatasi masalah yang muncul, dan setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalannya.

Tak hanya Bandura yang kesimpulan semacam itu. Pakar pendidikan juga punya kesimpulan yang bernada sama. Self-efficacy yang bagus akan menjadi penentu keberhasilan seseorang (pelajar) dalam menjalankan tugas. Mereka lebih punya kesiapan mental untuk belajar, lebih punya dorongan yang kuat untuk bekerja giat, lebih tahan dalam mengatasi kesulitan dan lebih mampu mencapai level prestasi yang lebih tinggi (Pajares & Schunk, The Development of Achievement Motivation, San Diego: Academic Press, 2002.).


Sisi-sisi Negatif

Secara normal bisa dikatakan bahwa semua orang ingin memiliki kepercayaan diri yang tinggi atau kuat. Ini misalnya terkait dengan dua hal yang sudah kita bahas di muka. Hanya memang ada satu hal yang perlu kita waspadai bahwa ada beberapa sisi-sisi negatif di balik kepercayaan diri yang tinggi itu. Sisi-sisi negatif ini perlu kita kelola secara proporsional agar tidak membuahkan sikap dan perilaku yang merugikan atau merusak. Di antara sisi negatif itu adalah:

Arogansi.
Kita merendahkan orang lain (looking down atau humiliate) karena merasa lebih tinggi atau lebih di atas. Arogansi seperti ini ditolak oleh semua tatanan nilai di dunia ini. Sah-sah saja kita merasa lebih dari orang lain tetapi yang paling penting di sini adalah jangan sampai kita memandang rendah orang lain, apalagi menghina baik dengan kata-kata maupun perbuatan.

Merasa paling benar sendiri dan tidak bisa menerima kebenaran milik orang lain. Terkadang memang ada alasan untuk merasa benar tetapi yang perlu kita waspadai adalah munculnya perasaan paling benar yang membuat kita menyimpulkan orang lain semua salah. Biarpun kita benar tetapi kalau kita merasa semua orang lain salah, ini bisa membuat kita salah.

Menolak opini orang lain / tidak bisa mendengarkan pendapat orang lain, saran orang lain, tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain atau keras kepala (stubbornness). Opini orang lain memang tidak semuanya perlu kita dengarkan tetapi juga tidak semuanya perlu ditolak. Ada hal-hal positif yang bisa kita ambil dari opini orang lain. Konon, salah satu faktor yang membuat para pengusaha ambruk setelah mengalami kejayaan adalah karena menolak mendengarkan opini orang lain, menolak belajar dari orang lain, bersikap fleksibel terhadap perubahan. Mereka menjadi orang yang tertutup oleh pengalaman kejayaannya selama ini.

Memiliki model komunikasi yang agresif, otoriter, bergaya memaksa atau tanpa empati. Model komunikasi demikian kerap menimbulkan kualitas hubungan yang kurang “sincere”, di samping juga lebih banyak mengundang konflik, perlawanan atau resistensi. Secara naluri, orang lain akan lebih nyaman bila didekati dengan model komunikasi yang empatik, asertif atau persuasif.

Kurang perhitungan terhadap bahaya potensial atau kurang perhatian terhadap hal-hal yang detail.
Berani menghadapi tantangan, punya keyakinan yang tinggi atas kemampuan dalam mengatasi masalah atau berpikir “beyond the technique” itu memang positif dan dibutuhkan. Tetapi jika ini membuat kita terbiasa menyepelekan, menganggap enteng atau careless, sembrono, dan semisalnya, tentu membahayakan.

Kurang bisa mempercayai kapasitas orang lain atau terlalu perfeksionis dalam menilai orang lain. Tidak mudah mempercayai omongan orang lain atau tidak mudah mempercayai penjelasan orang lain atas kemampuannya sebelum ada bukti-bukti yang nyata, memang ini dibutuhkan. Ada kalanya kita tidak bisa 100% mempercayai orang lain. Tetapi akan jadi masalah jika kita tidak bisa mempercayai orang lain untuk semua hal, tidak bisa mendelegasikan pada orang lain untuk semua pekerjaan, selalu underestimate, selalu ingin menjadi “polisi” atas orang lain dan semisalnya, ini bisa menyusahkan diri sendiri.

Punya penilaian-diri yang “over”, mematok imbalan yang terlalu tinggi, menuntut diperlakukan secara terlalu idealis. Sah-sah saja kita punya penilaian diri yang setinggi langit sekali pun, mematok “harga” setinggi-tingginya, namun jika itu malah membuat hidup kita sempit, berarti kita perlu memunculkan pemikiran alternatif dan belajar menjadi fleksibel. Jangan sampai kita patah gara-gara kita terlalu keras. Jangan sampai pula kita tidak bisa membedakan antara tahu diri dan tidak tahu diri dalam praktek. Bedanya sangat tipis.

Sisi-sisi negatif yang saya sebutkan di atas mungkin bisa kita sebut dengan istilah “terlalu pede”. Ini juga berbeda dengan pede. Menurut kaidah yang berlaku dalam praktek hidup, sesuatu yang sudah terlalu, itu biasanya jelek dan dipandang jelek.


Membangun Kepercayaan diri

Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan-diri atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, mungkin Anda bisa menjadikan langkah-langkah berikut ini sebagai proses latihan:

1. Menciptakan definisi diri positif.

Steve Chandler mengatakan, “Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu adalah mengubah definisi dirimu.” Bagaimana menciptkan definisi diri positif. Di antara cara yang bisa kita lakukan adalah:

o Membuat kesimpulan yang positif tentang diri sendiri / membuat opini yang positif tentang diri sendiri. Positif di sini artinya yang bisa mendorong atau yang bisa membangun, bukan yang merusak atau yang menghancurkan.

o Belajar melihat bagian-bagian positif / kelebihan / kekuatan yang kita miliki

o Membuka dialog dengan diri sendiri tentang hal-hal positif yang bisa kita lakukan, dari mulai yang paling kecil dan dari mulai yang bisa kita lakukan hari ini.

Selain itu, yang perlu dilakukan adalah menghentikan opini diri negatif yang muncul, seperti misalnya saya tidak punya kelebihan apa-apa, hidup saya tidak berharga, saya hanya beban masyarakat, dan seterusnya. Setelah kita menghentikan, tugas kita adalah menggantinya dengan yang positif, konstruktif dan motivatif. Ini hanya syarat awal dan tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri.

2.Memperjuangkan keinginan yang positif

Selanjutnya adalah merumuskan program / agenda perbaikan diri. Ini bisa berbentuk misalnya memiliki target baru yang hendak kita wujudkan atau merumuskan langkah-langkah positif yang hendak kita lakukan. Entah itu besar atau kecil, intinya harus ada perubahan atau peningkatan ke arah yang lebih positif. Semakin banyak hal-hal positif (target, tujuan atau keinginan) yang sanggup kita wujudkan, semakin kuatlah pede kita. Kita perlu ingat bahwa pada akhirnya kita hanya akan menjadi lebih baik dengan cara melakukan sesuatu yang baik buat kita. Titik. Tidak ada yang bisa mengganti prinsip ini.

3.Mengatasi masalah secara positif

Pede juga bisa diperkuat dengan cara memberikan bukti kepada diri sendiri bahwa kita ternyata berhasil mengatasi masalah yang menimpa kita. Semakin banyak masalah yang sanggup kita selesaikan, semakin kuatlah pede. Lama kelamaan kita menjadi orang yang tidak mudah minder ketika menghadapi masalah. Karena itu ada yang mengingatkan, begitu kita sudah terbiasa menggunakan jurus pasrah atau kalah, ini nanti akan menjadi kebiasaan yang membuat kita seringkali bermasalah.

4.Memiliki dasar keputusan yang positif.

Kalau dibaca dari praktek hidup secara keseluruhan, memang tidak ada orang yang selalu yakin atas kemampuannya dalam menghadapi masalah atau dalam mewujudkan keinginan. Orang yang sekelas Mahatma Gandhi saja sempat goyah ketika tiba-tiba realitas berubah secara tak terduga-duga. Tapi, Gandhi punya cara yang bisa kita tiru: “Ketika saya putus asa maka saya selalu ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan yang ditempuh dengan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada beberapa tirani dan pembunuhan yang sepintas sepertinya menang tetapi akhirnya kalah. Pikirkan ucapan saya ini, SELALU”. Artinya, kepercayaan Gandhi tumbuh lagi setelah mengingat bahwa langkahnya sudah dilandasi oleh prinsip-prinsip yang benar.

5.Memiliki model / teladan yang positif

Yang penting lagi adalah menemukan orang lain yang bisa kita contoh dari sisi kepercayaan dirinya. Ini memang menuntut kita untuk sering-sering membuka mata melihat orang lain yang lebih bagus dari kita lalu menjadikannya sebagai pelajaran. Saking pentingnya peranan orang lain ini, ada yang mengatakan bahwa kita bisa memperbaiki diri dari dua hal: a) pengalaman pribadi (life experiencing) dan b) duplicating (mencontoh dan mempelajari orang lain). Buktikan! Selamat mencoba.

Tuesday, October 9, 2007

INDIGO

Apakah orang-orang yang indigo memang ada?
Pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran kita, namun pada dasarnya orang-orang yang indigo memang ada.
Adapun yang dimaksud dengan indigo dalam hal ini adalah adanya kemampuan yang dimiliki oleh seseorang diluar kemampuan manusia normal pada umumnya.
Bahkan di Indonesia sendiri orang yang indigo itu ada.

Misalnya Annisa Rania Putri Bocah berusia lima tahun ini belum menginginkan belajar di bangku sekolah. Baginya, sekolah bukanlah hal yang menarik. Namun, dia memiliki kemampuan lebih dari anak seusianya. Meski Annisa terlahir dan dibesarkan di Indonesia, dia mampu berbicara bahasa Inggris dengan dialek Amerika Serikat sejak mulai berbicara. Padahal, orang tuanya tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris cukup baik.

Vincent Liong. Remaja yang duduk di bangku kelas dua sebuah sekolah menengah umum ini dikarunia kecerdasan filosofis yang tinggi. Vincent sudah menulis artikel psikologi dan spiritual dalam sudut pandang tak biasa sejak sekolah dasar. Kini bukunya diluncurkan oleh penerbit terkemuka dan dikagumi banyak kalangan

Lantas apakah ini merupakan suatu penyakit?
Pada dasarnya indigo bukanlah penyakit atau kelainan jiwa. Kendati demikian, ada yang menganggap fenomena indigo sebagai kelainan jiwa. Akibatnya penanganannya sering kali salah yang akan berdampak penderitaan pagi si Indigo tersebut.

Uang Masuk

Hai teman-teman sesama anak kos gimana kabarnya apa semua lancar-lancar aja.


aku punya kabar bagus buat kita semua nih, yakni mengenai tambahan uang saku. Pasti mau donk kalo uang saku kita nambah dari biasanya. Syaratnya kamu harus punya alamat email sendiri lebih baik lagi kalo email tersebut di Google (gmail) atau di yahoo.
Gimana caranya kita akan mendapatkan uang hanya dengan cara mendaftar saja.
- Hal pertama yang harus kita lakukan setelah selesai mendaftar adalah dengan mendownload view barnya
-Setelah view barnya kita download kita login dengan memasukkan akun/ alamat email, pasword yang kita daftarkan pada saat pertama sign up
-Dan kita akan dibayar berdasarkan lamanya kita surfing di internet
Apa ini aman
100 aman karena ini merupakan salah satu bentuk kerja sama Google


Kalo kamu udah penuhi syaratnya sekarang kamu dapat mengklik gambar diatas untuk sign up gak usah khawatir karena aku sendiri udah membktikan dan telah mendapat bayaran 100 dalam satu bulan .
kalo gak konek juga kamu bisa mencopy link ini http://www.agloco.com/r/BBHH2469
Semoga uang kiriman kita dapat bertambah dan kalo bisa dibagi juga sama aku yah.

Mungkin saat Sign up agak memakan waktu sedikit tapi gak usah khwatir itu hanya merupakan suatu awal dari kesuksesan